Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Sembuh dari kanker

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Februari 2021

Aslinya diterbitkan di edisi Januari 2021 majalah The Christian Science Journal


Pada suatu waktu di dalam kehidupan saya, saya sakit parah. Saya ingin bergantung kepada Ilmupengetahuan Kristen, karena saya telah mengalami banyak bukti akan kuasa penyembuhan Allah di dalam hidup saya. Tetapi, sahabat saya yang terdekat dan orang tuanya, yang menyaksikan kemunduran kesehatan saya, sangat khawatir dan mendesak saya agar pergi ke dokter.

Untuk menghilangkan kekhawatiran teman saya, yang bukan pelajar Ilmupengetahuan Kristen, saya pergi ke rumah sakit universitas di kota saya dan dirujuk ke bagian onkologi. Saya menjalani berbagai tes, dan beberapa dokter dimintai pendapat mengenai hasilnya. Mereka memberitahu saya bahwa tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk menolong saya, karena belum ada pengobatan medis yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Mereka mengatakan bahwa hanya keajaibanlah yang dapat menyelamatkan saya dan bahwa saya akan meninggal. Mereka menyebutkan nama khusus untuk penyakit tersebut, suatu jenis kanker tertentu. 

Kemudian, pada suatu kesempatan, ketika mengunjungi toko buku, saya tergoda untuk mencari tahu tentang penyakit itu di suatu buku rujukan medis yang kebetulan saya lihat. Yang saya baca di halaman tersebut sungguh mengerikan. Tetapi saya mendengar suara yang sangat keras mengatakan, “Tidak! Ini tidak benar! Engkau adalah gambar dan keserupaan Allah!” Ini adalah bagaimana Alkitab menggambarkan anak-anak Allah di dalam kitabnya yang pertama, Kejadian.  

Untuk mengalami hidup yang diciptakan Allah, yang sungguh “amat baik” (Kejadian 1:31), saya tahu bahwa saya harus menolak pernyataan yang mengerikan itu dan melakukan “yang sebaliknya. Berjaga... di pintu pikiran,” seperti dijelaskan Penemu dan Pendiri Ilmupengetahuan Kristen, Mary Baker Eddy di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan halaman 392. Dia melanjutkan, “Jika kita hanya membiarkan masuk kesimpulan-kesimpulan yang ingin kita lihat diwujudkan dalam tubuh, maka kita akan menguasai diri kita sendiri dengan selaras.” Tetapi, dengan mengikuti godaan untuk mencari tahu secara rinci tentang penyakit ini, saya sudah membiarkan ketakutan, kehancuran, dan kekacauan memasuki pikiran saya. Saya harus membuang semua itu dari pikiran saya dengan membiarkan Kasih ilahi, pemikiran rohaniah, dan kemurnian, masuk. 

Pernyataan bahwa tidak ada cara medis untuk menyembuhkan penyakit tersebut membuat teman saya menerima keputusan saya untuk bergantung sepenuhnya kepada Ilmupengetahuan Kristen. Saya meminta seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen untuk berdoa bersama saya, dan saya mulai melakukan yang sebaliknya terhadap pernyataan yang mengerikan itu dengan cara berpaling sepenuh hati kepada Allah. 

Selama waktu itu, Doa Tuhan dengan penafsirannya yang rohaniah oleh Mary Baker Eddy membuka mata saya dan memberi makna yang baru kepada saya—terutama bagian tentang Allah ini: “Dikuduskanlah namaMu. / Yang Esa, yang patut disembah” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 16). 

Jika Allah adalah yang Esa, yang patut disembah—yang mahakuasa dan mahatinggi—saya tidak dapat terkesan oleh nama apa saja yang lain. Saya mempelajari nama-nama Allah, yang berasal dari Alkitab dan tertulis di buku ajar Ilmupengetahuan Kristen: “Asas; Budi; Jiwa; Roh; Hidup; Kebenaran; Kasih; segala substansi; kecerdasan” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 587). Saya bernalar bahwa jika Allah adalah segala substansi, maka tidak bisa ada sesuatu, tidak sesuatu pun, yang tidak menyerupaiNya dapat menyatakan diri sebagai substansi, memiliki kehidupan, atau memiliki akibat apa pun. Jika Allah adalah Hidup, maka saya sepenuhnya mencerminkan Hidup, sebagai ideNya. Jika Allah adalah Kebenaran, maka saya dapat membuktikan bahwa Kebenaran adalah segala kekuasaan. Jika Allah adalah Kasih, maka saya dikelilingi dan dipenuhi dengan kasih. Tidak ada ruang untuk ketakutan. Saya merasakan kasih Allah bagi saya, sebagai anakNya yang sangat berharga. Dan semua ketakutan pun lenyap.

Tetapi saya masih terus melanjutkan berdoa dengan lebih mendalam tentang ide bahwa Allah adalah “yang Esa, yang patut disembah.” Firman Yang Pertama yang tertulis di Alkitab sejalan dengan pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kita harus memiliki satu Allah saja, dan tidak memiliki allah lain (lihat Keluaran 20:3). Hanya ada satu Allah, yang mahakuasa, maha-hadir. Karena Allah adalah mahakuasa, saya tahu bahwa saya dapat bergantung sepenuhnya kepadaNya; saya dapat menghormati Allah dengan menyembahMya dengan cara ini.

Dalam pembelajaran rohaniah dan doa-doa saya, saya ingin sekali lebih memahami Allah dan perhubungan saya denganNya. Penyembuh meminta saya untuk berdoa dengan “pernyataan ilmiah tentang wujud” yang terdapat di buku ajar Ilmupengetahuan Kristen halaman 468, dan mulai dengan: “Tidak ada hidup,  kebenaran, kecerdasan, atau substansi dalam zat. Segala-galanya adalah Budi yang tidak berhingga dengan penyataanNya yang tidak berhingga, karena Allah adalah Semua-dalam-semua.” Saya bertanya kepada diri sendiri: Apakah yang sejati tentang identitas saya? Ide Allah adalah murni dan sangat berharga. Dapatkah ada sesuatu yang begitu tidak menyerupai Allah menyatakan dirinya di dalam diri saya, dan menghancurkan identitas rohaniah saya? Jika Allah adalah Semua-dalam-semua, tidak ada sesuatu pun yang dapat ada di luar kesemestaan kebaikanNya—dan saya hidup di dalam kebaikanNya. 

Penyembuh juga menganjurkan saya mempelajari bab “Ilmupengetahuan tentang Wujud” di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan. Membaca dan mempelajari bab tersebut dengan saksama sungguh menyenangkan. Khususnya saya terhibur oleh petikan ini dari bab tersebut: “Asas ilahi Firman Yang Pertama adalah dasar Ilmupengetahuan tentang wujud, yang menyanggupkan manusia membuktikan kesehatan, kekudusan, dan hidup yang abadi” (hlm. 340). 

Apa hubungan semua itu dengan pengalaman saya? Karena hukum-hukum rohaniah Ilmupengetahuan tentang wujud, saya dapat mengalami dan membuktikan “kesehatan, kekudusan, dan hidup abadi.” Saya tidak tunduk kepada hukum-hukum jasmaniah. Kebenaran agung dalam Ilmupengetahuan tentang wujud ialah bahwa kita adalah, sudah selalu, dan akan selalu sempurna, sebagai gambar, dan cerminan penuh, dari Allah—tanpa rasa sakit, murni, dan utuh. Ilmu-ilmu pengetahuan kebendaan tidak dapat memberitahu saya tentang wujud saya; melalui doa dan mempelajari dengan  rendah hati bab “Ilmupengetahuan tentang Wujud,” saya memperdalam pengertian rohaniah saya, dan saya menemukan jawaban atas pertanyaan, “Apakah wujud saya yang sebenarnya?” Allah adalah Hidup, dan Allah adalah hidup saya. Oleh karena itu saya menyatakan vitalitas, kekuatan, dan sukacita. 

Dalam waktu sekitar dua minggu saya sembuh sepenuhnya. Peristiwa ini terjadi lebih dari 25 tahun yang lalu, dan penyembuhan itu tuntas serta permanen. Saya sangat bersyukur untuk Penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang berdoa untuk saya dan bersukacita bersama saya dalam kesembuhan yang merupakan tonggak sejarah dalam hidup saya. 

Teman yang awalnya khawatir dan beranggapan bahwa tidak mencari bantuan medis untuk sesuatu yang sangat serius adalah tidak bertanggungjawab, menyaksikan kesembuhan ini. Yakin bahwa Ilmupengetahuan Kristen memang menyembuhkan, dia mulai mempelajari Ilmupengetahuan Kristen. Saat ini dia adalah pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang berbakti.   

Saya sangat bersyukur kepada Mary Baker Eddy yang telah menemukan hukum-hukum rohaniah penyembuhan Kristen yang ilmiah, dan yang telah memberi kita Ilmupengetahuan tentang wujud di bukunya  Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci. Ilmupengetahuan Kristen dapat diandalkan, efektif, dan tersedia bagi setiap orang. Sesungguhnyalah, Allah mahakuasa—yang Esa, yang patut disembah. 

Ursula B. Mueller
Princeton, New Jersey, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.