Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Kesembuhan dari penyakit dan kehilangan suka cita selama pandemi

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 30 Juni 2021

Aslinya diterbitkan di edisi Juni 2021 majalah The Christian Science Journal


Awal tahun lalu saya mengikuti kursus keperawatan Ilmupengetahuan Kristen dengan penuh kasih dan semangat selama satu minggu di Chili, ketika suasana yang penuh kekhawatiran dan perasaan negatif mulai menyebar di negeri kami karena adanya pandemi global. 

Saya bekerja paruh waktu dan telah mengambil cuti selama seminggu untuk mengikuti kursus keperawatan Ilmupengetahuan Kristen tersebut di kota saya. Selama beberapa tahun terakhir saya telah mengikuti kursus-kursus keperawatan Ilmupengetahuan Kristen, karena ingin menyelesaikan pelatihan praktis yang diperlukan untuk mulai berkarir penuh waktu sebagai perawat Ilmupengetahuan Kristen, dan memberikan perawatan jasmani yang terkadang diperlukan orang, sementara mereka berdoa untuk memperoleh kesembuhan.  

Setelah menyelesaikan kursus tersebut, saya melanjutkan pekerjaan paruh waktu saya, tetapi kemudian timbul berbagai masalah. Karena takut pandemi akan meluas, pemerintah mengharuskan kami melakukan berbagai perubahan di kantor, seperti mengenakan baju pelindung yang mengurangi kemampuan saya untuk berkomunikasi dengan mudah dengan para klien dan teman sekerja saya. Di saat yang sama, saya mulai merasa bahwa suasana negatif yang semakin meningkat di lingkungan itu mengganggu perhubungan yang biasanya selaras dengan orang-orang di sekitar saya.  

Tiba-tiba saya mulai merasa kehilangan suka cita, dan dikuasai kesedihan yang mendalam. Saya merasa bahwa saya tidak akan bisa berinteraksi dengan orang lain dengan keakraban, kasih sayang, dan suka cita sedikit pun, dan dalam keadaan tersebut kelihatannya tidak mungkin bagi saya untuk menjadi berkat bagi siapa pun, terutama mereka yang memerlukan bantuan dan mencari jawaban serta kesembuhan rohaniah. Ketakutan, atau saran-saran yang agresif ini, mengancam kemajuan serta suka cita yang telah saya alami selama mengikuti kursus keperawatan Ilmupengetahuan Kristen yang berlangsung 1 minggu itu. 

Di saat yang sama, tubuh saya menjadi sangat lemah, dan saya merasakan demam dan gejala-gejala lain. Saya berdoa, tetapi saya tidak merasakan suka cita yang pernah saya rasakan, dan suatu saat keadaan saya sedemikan rupa sehingga saya tidak mampu untuk berdiri.  

Saya memerlukan banyak bantuan, jadi saya minta seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen berdoa bagi saya. Dengan penuh kasih dia berkomunikasi dengan saya setiap hari, mengirimkan ide-ide rohaniah melalui email untuk saya renungkan dan cakup dalam doa saya, dan juga petikan-petikan dari Alkitab dan dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy.  Secara khusus, Mazmur 23 dan ayat dari Mazmur 59 berikut ini menghibur saya: “Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih-setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku” (ayat 17).  

Saya minta suami saya, yang berada di rumah sendiri dengan saya dan pernah bekerja secara sukarela di suatu fasilitas perawatan Ilmupengetahuan Kristen, untuk membantu saya dengan keperluan saya sehari-hari. Negeri kami memberikan aturan yang ketat dalam bermasyarakat yang kami ikuti. Suami saya dengan penuh kasih mendampingi saya dan membantu saya bahkan dalam hal yang sekecil-kecilnya.

Untuk beberapa hari keadaan saya kelihatannya buruk sekali, dan saya sadar bahwa mungkin saya menderita serangan virus yang dibicarakan setiap orang. Tetapi kasih sayang dan perhatian penuh suami saya, dan juga bantuan doa penyembuh serta anak-anak saya yang menelpon setiap hari, menguatkan saya sampai saya merasa bisa berpikir dan berdoa kembali. Yang membawa saya keluar dari mimpi tentang penyakit itu adalah suka cita, kasih, dan keyakinan akan kesempurnaan rohaniah saya sebagai anak Allah yang dinyatakan setiap orang yang membantu saya. Dan ini memulihkan saya. Saya mulai merasakan kekuatan yang tidak berbatas yang hanya datang dari Roh ilahi.  

Titik balik terjadi ketika saya berhenti berpikir tentang diri saya sebagai tubuh yang menderita dan saya bisa sekali lagi merasakan kesatuan rohaniah saya dengan Allah, sumber ilahi kita, dan kasih Bapa surgawi kita yang meliputi semuanya. Suasana negatif yang telah membayangi beberapa perhubungan saya sirna, dan saya bisa menghargai semua yang dilakukan penyembuh Ilmupengetahuan Kristen dan keluarga saya dengan kasih yang bebas dari diri yang demikian besar.

Selama waktu itu Sidang Jemaat Ilmupengetahuan Kristen kami di Santiago mengadakan kebaktian secara online, dan saya merasa perlu untuk melanjutkan berbakti sebagai Pembaca Kedua terpilih karena tidak ada pembaca pengganti. Tetapi saya merasa diberkati dalam pelayanan kepada Tuhan ini sebagai akibat dari persiapan serta pembelajaran rohaniah yang diperlukan untuk melakukan kegiatan gerejani tersebut. Saya juga merasa diberkati telah berpartisipasi dalam kelompok belajar para perawat Ilmupengetahuan Kristen yang diselenggarakan seminggu sekali secara online dan apa yang kami pelajari dari membaca bab “Kejadian” di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan yang membahas secara mendalam bab dari Alkitab tersebut.  

Suka cita dan kekuatan saya pulih, dan semua gejala penyakit tersebut sirna. Saya tidak akan pernah bisa membayangkan betapa besar keperluan saya untuk merasakan penjagaan Allah yang penuh kasih dan sifat-sifat keibuanNya akan kasih sayang dan keteguhan. Tetapi saya harus lebih rendah hati dan mengakui bahwa saya layak untuk merasakan kasih ini, yang dimiliki setiap orang di antara kita dari Allah. Pemahaman saya tentang arti “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39) juga telah dicerahkan. Kita tidak dapat benar-benar mengasihi sesama kecuali kita sendiri merasakan kasih Allah yang menyembuhkan.  

Sandra Luzio
Santiago, Chile

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.