Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

SUATU WAWANCARA

"Semua yang telah diberikan Allah kepada saya"

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 23 Juli 2020

Aslinya diterbitkan di edisi Januari 1991 majalah The Christian Science Journal


Wawancara berikut menggambarkan kesembuhan seseorang yang mengalami kecelakaan berat di tempat kerja. Tiga minggu setelah kecelakaan itu, suatu artikel tentang keselamatan serta kesembuhannya di surat kabar mengutip ucapan ini dari orang yang mengalaminya: “Saya menganggap itu terjadi berkat pertolongan Allah.”

Dalam wawancara ini, Brian Emerson dan isterinya, Priscilla, keduanya pelajar Ilmupengetahuan Kristen, berceritera tentang kesembuhan tersebut, yang terjadi lima tahun yang lalu ketika mereka tinggal di California.

Kami berbicara dengan bapak dan ibu Emerson melalui telpon, dan dari komentar mereka jelaslah betapa serta-merta dan praktis “pertolongan Allah” datang bagi mereka ketika mereka sangat memerlukan pertolongan itu. 

Alasan kami menelpon adalah karena beberapa tahun yang lalu kalian mempunyai pengalaman yang ingin kami bahas, dan mungkin anda dapat mulai dengan berceritera tentang hari ketika anda mengalami kejadian itu? 

Brian: Baiklah. Pada suatu hari di musim panas kira-kira lima tahun yang lalu saya pergi bekerja. Saya mendapat tugas luar—pekerjaan konstruksi dan lanskap. 

Saya seorang supervisor, dan hari itu saya membawahi dua puluh orang dan juga menggunakan traktor besar yang biasanya digunakan di pertanian. Panjang traktor itu kira-kira tiga meter. Ban belakangnya kira-kira setinggi dua meter.

Suatu ketika saya bekerja di depan ban belakang, dan traktor itu tersentak ke depan. Kedua kaki saya terjepit di bawah ban.

Saya berusaha menghindar, tetapi tidak dapat melepaskan kaki saya. Ketika ban tersebut mulai melindas paha saya, saya berpikir, “Ini tidak bisa terjadi. Terlalu banyak yang masih harus saya lakukan dalam hidup ini.” Keadaan tampak buruk. Lalu saya pingsan. 

Traktor itu menggilas tubuh saya dan sisi kanan wajah saya. Dan ketika sadar saya mendengar suara orang-orang. Keduapuluh orang yang bekerja dengan saya berada di sekitar saya. Rupanya pikiran saya jernih, dan yang terlintas di kepala saya adalah awal dari “pernyataan ilmiah tentang wujud” tulisan Ny. Eddy, yang terdapat di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan: "Tidak ada hidup, kebenaran, kecerdasan, atau substansi dalam zat. Segala-galanya ialah Budi yang tidak berhingga dengan penyataanNya yang tidak berhingga, karena Allah adalah Semua-dalam-semua” (hlm. 468). Dan bagi saya itu berarti bahwa yang rohaniahlah yang benar-benar penting, dan saya berpegang teguh pada hal itu. Ini menghibur saya, dan saya merasa bahwa kebenaran-kebenaran rohaniah ini datang kepada saya langsung dari Allah, dan Dia menghibur saya sebagai “penolong dalam kesesakan sangat terbukti” (Mzm. 46:1). 

Tidak lama kemudian datang ambulans. Kami tiba di rumah sakit, dan mereka tidak memberi saya pengobatan apa pun—mereka hanya melakukan pengetesan dan pemindaian.

Saya terus berdoa. Saya minta mereka untuk menelpon istri saya agar dia dapat menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, dan saya mendapat bantuan doa dari penyembuh dan istri saya. 

Sekarang, Brian, mari kita dengarkan pandangan Priscilla tentang pengalaman ini. Priscilla, dapatkah anda ceriterakan pengalaman anda hari itu? 

Priscilla: Saya sedang di kantor, dan seorang teman sekerja menerima telpon dari rumah sakit, kemudian mereka datang dan memberitahu saya bahwa suami saya berada di ruang gawat darurat di rumah sakit untuk pasien yang cedera berat di San Jose. Seorang pekerja sosial di rumah sakit itu selanjutnya berusaha memberitahu saya, menggunakan bahasa yang sangat terlatih, guna mempersiapkan saya untuk pergi ke rumah sakit dan pada dasarnya untuk menjemput jenazah suami saya.  

Jadi mereka tidak merasa suami anda masih dapat bertahan hidup saat anda tiba di sana? 

Priscilla: Betul sekali. Pekerja itu menyatakan belas kasihan yang besar dan berusaha memahami keadaan saya. Tetapi saya terus bertanya: “Suami saya hidup atau meninggal?” Dan akhirnya dia harus mengakui bahwa suami saya masih hidup, tetapi mereka merasa bahwa suami saya tidak akan dapat bertahan sampai saya tiba di rumah sakit. Itu bahkan bukan sesuatu yang mereka sadari. Hanya saja ketika mereka hendak mengatakan bahwa suami saya mendekati ajalnya, atau bahwa hal itu tidak bisa dihindari, saya terus menegaskan bahwa suami saya hidup dan akan terus hidup. 

Tetapi itu adalah situasi yang sangat gawat. Bagaimana anda dapat berkata seperti itu? Apakah anda hanya berharap? Apa yang menjadi dasar dari keyakinan anda bahwa suami anda akan hidup?

Priscilla: Pengalaman saya sepanjang hidup dengan Ilmupengetahuan Kristen.  

Apa maksud anda?

Priscilla:  Saya dibesarkan dalam Ilmupengetahuan Kristen dan telah mengalami begitu banyak penyembuhan dalam Ilmupengetahuan Kristen—bukan hanya penyembuhan fisik tetapi bukti bahwa penjagaan Allah selalu tersedia. Dan bukan penjagaan Allah dalam bentuk yang abstrak melainkan kasih Allah yang terbukti dalam pernyataan yang praktis dalam kehidupan saya sehari-hari. Saya tidak mengatakan kepada diri sendiri “Inilah saatnya, inilah saat dalam hidup saya ketika saya harus menjadi seorang Ahli Ilmupengetahuan Kristen.” Inilah kesempatan untuk menjadi Ahli Ilmupengetahuan Kristen; saya hanya menjadi Ahli Ilmupengetahuan Kristen saat itu. Saya menerima sepenuhnya bahwa penjagaan Allah bagi kita berlaku penuh saat itu, dan saya melakukan hal itu dengan tegas. Dan saya rasa, saya melakukan hal itu bukan karena kehendak saya sebab saat itu saya menangis, saya sedih. Tetapi saya tidak mau menerima bahwa suami saya sedang sekarat, karena Allah tidak sekarat, dan manusia adalah ide Allah. Manusia adalah gambar dan keserupaan Allah. Dan Brian, suami saya, adalah gambar dan keserupaan Allah. 

Saya harus berpegang teguh kepada kebenaran ini. Saya menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang terdaftar di majalah Journal. Dan dengan segera dia mulai bekerja. Saya menelpon seorang anggota keluarga, dan dia datang, dan kami berkendara ke rumah sakit. Dan sejak penyembuh itu ditelpon keadaan Brian mulai berubah.

Mereka melakukan banyak pemeriksaan Rontgen dan tes. Saat itu Brian mengalami paling sedikit tiga puluh tiga patah tulang. 

Mereka tidak memberi Brian obat; mereka tidak mengoperasinya. Mereka hanya berusaha agar dia diam. Karena kepala dan kedua kakinya bengkak dan dadanya menjadi gepeng, mereka hanya menganggap bahwa lebih baik menjaganya agar dia tetap diam sampai mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. 

Mengingat keadaan Brian saat itu, anda pasti sangat kuat.

Priscilla: Tahukah anda, saya dapat berkata jujur bahwa saya pikir itu bukan diri saya sendiri. 

Maksud anda?

Priscilla: Brian tampak buruk sekali; dia sama sekali tidak tampak seperti biasanya. Untuk bisa bersamanya saat itu—saya pikir itu bukan suatu kemampuan yang secara insani ada di dalam diri saya. Saya pikir itu adalah semua yang telah diberikan Allah kepada saya. 

Hari itu saya memakai kalung dengan bandul yang berisi potret suami saya. Saya belum pernah mengenakannya sebelumnya, tetapi kebetulan hari itu saya mengenakannya. Ada saat-saat di kamar rumah sakit itu ketika saya secara fisik merasa tidak kuat melihat penampilannya. Saya hanya akan keluar dari kamar itu, dan membuka bandul dan melihat wajahnya yang tersenyum dan tahu bahwa semua sukacita dan seluruh kasih yang dimiiki suami saya tidak bisa diambil karena semua itu adalah karunia Allah. Itulah yang diwarisinya. Dan ketika saya tenang dan berpikiran jernih dan sangat sadar bahwa Allah sepenuhnya menguasai keadaan saya akan kembali ke kamarnya, tetapi tidak sebelumnya. 

Anda mengatakan bahwa seorang penyembuh berdoa baginya. 

Priscilla: Ya. Saat saya bersama Brian dan dapat mendengar apa yang dibicarakan para dokter, apa yang mereka khawatirkan, saya akan segera menelpon penyembuh itu. Tidak dengan histeris dan penuh ketakutan tetapi hanya menyampaikan apa yang dikhawatirkan para dokter. Saya akan menyampaikan hal-hal seperti itu kepada penyembuh Ilmupengetahuan Kristen itu, dan setiap kali dia menjelaskan apa arti rohaniah tentang tubuh, bagian-bagian tubuh itu. Misalnya dokter membicarakan patah tulang di kakinya, kami berbicara tentang fakta bahwa kaki sesungguhnya mewakili kemampuan untuk berdiri mempertahankan Kebenaran, dan berdiri dengan teguh. Dan kami tahu bahwa ini adalah hak yang dikaruniakan Allah, bahwa ini adalah warisannya sebagai anak Allah, dan hak kelahirannya. Kami membahas seperti itu tentang semua yang dibicarakan dokter. Kami tahu bahwa suami saya adalah anak Allah, bahwa tidak ada yang dapat mengubah hal itu.

Dan hampir dengan serta merta penampakan fisik itu mulai berubah menjadi  lebih baik. 

Para perawat berbicara tentang cedera dalam yang sembuh dengan sendirinya (dibuktikan dengan berbagai foto Rontgen), tetapi ada satu perubahan khusus, yang saya saksikan sendiri. Sebagian dari wajahnya yang kanan dagingnya terkelupas. Ketika saya melihatnya pertama kali, saya dapat melihat tulangnya. Dan ketika melihatnya untuk kedua kali di ruang gawat darurat, saya bertanya apakah dokter telah melakukan operasi pada wajahnya. Dan mereka berkata, “Tidak, kami belum menyentuhnya.” Dan saya berkata, “Tapi bukankah keadaan wajahnya sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya?” Dan perawat melihat wajahnya dan berkata, “Ya, benar,” tetapi dia tidak bisa menjelaskannya. Wajahnya sudah mulai sembuh dengan cepat. Dalam tiga hari wajah suami saya mendapat kulit baru berwarna merah muda—tidak pernah ada jahitan di wajahnya dan tidak ada bekas luka.  

Suatu kali ada perawat yang mempelajari laporan medis tentang suami saya dan melihat tubuhnya, dan membaca laporannya, dan dia keluar kamar dan kembali lagi dan melihat kepada suami saya, dan membaca laporannya. Dia mengajak saya keluar dan berkata, “Dapatkah anda mengatakan apa yang terjadi di sini? Laporannya tidak menjelaskan kepada saya bagaimana tubuhnya berubah di depan mata kita.” Dia bertanya, “Tahukah anda apa yang sedang terjadi?”

Dan saya berkata, “Ya, saya tahu.” Saya menjelaskan kepadanya, “Kami adalah pelajar Ilmupengetahuan Kristen.” Dan saya berkata, “Kami telah menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen, yang berdoa bagi suami saya. Dan bukan berdoa dengan asal-asalan atau menggampangkan, tetapi dengan spesifik sekali mengetahui bahwa suami saya adalah anak Allah, bahwa Allah menciptakannya, dan bahwa tidak ada yang dapat mengubah apa yang telah diciptakan Allah. Semua kuasa yang ada adalah milik Allah. Dan kuasa itu adalah baik.” Dan saya melanjutkan dengan menjelaskan kepadanya beberapa ide rohaniah yang kami renungkan. Perawat itu menjadi tenang. 

Doa merubah gambaran insani yang seolah-olah mengatakan maut sudah sangat dekat dan ada banyak tulang yang patah serta luka dan lecet. Semua fungsi tubuh yang tidak normal yang mereka lihat pada hari pertama telah dibetulkan, dan dilaporkan bahwa fungsi tubuhnya normal. 

Mereka membawa lagi suami saya untuk dirontgen dan sangat takjub bahwa tulang-tulang tersebut telah tersambung dengan sendirinya. Para dokter menjadi sangat terbuka kepada kami dalam menyemangati kami untuk terus melakukan apa pun yang sedang kami lakukan. 

Dalam enam belas hari, Brian meninggalkan rumah sakit, dengan berjalan sendiri. Dan Brian kembali bekerja dalam enam bulan, melakukan pekerjaan yang menuntut banyak kegiatan memanjat dan mengangkat dan pekerjaan berat. 

Brian, kelihatannya anda memiliki kepercayaan yang tidak tergoyahkan kepada Allah. 

Brian: Betul. Saya merasa bahwa para dokter lebih khawatir tentang cedera saya dari pada saya. Dibesarkan dalam Ilmupengetahuan Kristen, saya tahu dari kesembuhan yang sudah-sudah, bahwa percaya kepada Allah sangat berguna. Dan, istri saya merupakan dukungan besar bagi saya. Dengan lembut, namun tegas, mengingatkan saya untuk tetap menujukan pikiran saya kepada apa yang diketahui Allah tentang diri saya, untuk tidak terpaku pada gambaran fisik betapa pun jelas dan menyeramkan kelihatannya. Agak mirip tayangan TV. Hanya saja saya harus mematikannya dan berpaling kepada Allah.

Apa yang dikatakan para dokter dan perawat ketika anda meninggalkan rumah sakit?

Brian: Seorang dokter berkata, “Anda akan mendapat tagihan, tetapi saya tidak melakukan apa pun juga.” 

Dokter-dokter itu sangat mendukung kami. Sesungguhnya mereka berkata, “Kami tahu kalian berdoa; teruskanlah itu,” kepada istri saya dan saya. Kemudian setelah saya berada di rumah, kami menjadi berita utama di kota kami.

Apakah ada kekhawatiran untuk bekerja kembali? 

Brian: Tidak, saya sangat ingin bekerja kembali, dan melakukan apa pun yang ditugaskan kepada saya. Itu saat yang sangat menyenangkan dan penuh rasa syukur bagi saya, keluarga saya, dan keluarga gereja saya. 

Bagi anda, apakah pelajaran yang paling berharga yang anda rasakan dari pengalaman ini?

Brian: Pelajaran paling berharga yang saya dapatkan adalah untuk mempercayai Allah dan mengetahui bahwa Allah senantiasa hadir. Dan untuk benar-benar mendengarkan suara yang kecil dan halus itu. Setiap kali saya diberi ide rohaniah atau pikiran yang meluhurkan, hal itu memenuhi kebutuhan fisik saya. Kami terus bersyukur untuk keagungan serta kebaikan Allah dan untuk bukti akan penjagaanNya setiap hari.

Satu petikan dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan menyimpulkan pengalaman ini lebih baik dari pada yang bisa saya berikan: “Perohanian pikiran dan pengkristenan kehidupan sehari-hari, yaitu kebalikan dari hasil sandiwara kehidupan kebendaan yang mengerikan; kesusilaan dan kemurnian, yaitu kebalikan dari kecenderungan kepada yang hina dan dari daya tarik yang merendahkan yang ada pada sifat berhawa nafsu dan ketidakmurnian — itulah yang sesungguhnya memberi bukti tentang asal serta pekerjaan ilahi Ilmupengetahuan Kristen” (hlm. 272). 

Bagi saya, kesaksian ini adalah kemenangan dari Ilmupengetahuan Kristen yang dapat dibuktikan.

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.