Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Imunisasi yang efektif

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 27 April 2020

Aslinya diterbitkan di edisi 30 Mei 1977 majalah Christian Science Sentinel


Kerentanan terhadap penyakit bukanlah keadaan kehidupan yang sejati. Dengan memahami fakta rohaniah ini, setiap orang di antara kita dapat mengambil tindakan yang efektif agar tetap aman selama terjadi wabah dan membantu menghentikan penularannya. 

Anda dan saya terkadang kelihatannya rentan hanya karena kita  menyetujui, secara sadar atau tidak sadar, keyakinan umat manusia pada umumnya bahwa hidup bersifat kebendaan. Tetapi sejatinya—karena Allah telah menciptakan manusia dan alam semesta—hidup bersifat rohaniah dan semata-mata diperintahi hukum-hukum Allah, Kebenaran, saja. Oleh karena itu penyakit tidak memiliki keabsahan—tidak memiliki sumber yang sejati. Tidak ada penyakit? Tidak ada. Manusia dan alam semesta adalah pernyataan Allah akan diriNya sendiri. Semua itu mencerminkan kebaikanNya—Hidup yang tidak dapat dihancurkan, keselarasan serta keindahan Jiwa, pemahaman Budi yang cerdas. Cerminan ini, kegiatan mencerminkan diri dari Budi ilahi ini, adalah satu-satunya komunikasi yang benar-benar pernah terjadi. Allah mengkomunikasikan semua kebaikan kepada manusia, semua sukacita, keindahan, serta kesehatan, dengan demikian menyebabkan manusia menyatakan sifat-sifat ini, mencerminkan sifat ilahi. Penyakit, kehancuran, dan ketakutan tidak pernah dikomunikasikan kepada atau dari manusia, karena semua itu tidak ada dalam kesemestaan Asas ilahi, Hidup. Semua itu tidak memiliki awal atau jalur untuk bertindak. Singkat kata, semua adalah Allah, kebaikan. Tidak ada sesuatu yang lain. Ny. Eddy menulis, "Dari Kasih dan dari terang serta keselarasan yang menjadi tempat kediaman Roh hanya dapat datang cerminan-cerminan kebaikan” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 280).

Ketika kita memohon secara cerdas kepada kebenaran rohaniah, hal itu memiliki kuasa yang tak terbendung di dalam pengalaman kita. Hal itu membuat kita kebal terhadap amukan khayal ketakutan insani dan di saat yang sama menetralkan tindakan ketakutan yang dianggap merugikan. 

Yesus Kristus memahami dan menunjukkan hak istimewa yang tidak tertandingi akan Kebenaran, Kasih, untuk memerintahi kehidupan manusia, dan dia memberikan kepada mereka yang mau mendengarkan ajaran yang sangat berharga. “Jika engkau berdoa,” katanya, “masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Matius 6:6). Dalam tempat kudus kita yang tersembunyi akan iman dan pengertian rohaniah, kebenaran yang tidak terlihat akan Hidup, Roh, menjadi nyata dan dipelihara, dan yang disebutkan sebagai hukum-hukum penularan terlihat dalam keadaannya yang sesungguhnya: pengertian palsu yang tidak memiliki keabsahan. Kredibilitasnya terampas, maka penyakit lenyap. Suatu Mazmur yang kita kenal berbicara tentang perlindungan yang kita peroleh dari kesadaran yang diluhurkan dan diilhami oleh doa: “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa . . . .  malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu” (Mazmur 91:1, 10; ). 

Tetapi masuk ke dalam kamar dan menutup pintu bukan berarti tanpa berpikir mengabaikan atau dengan penuh ketakutan bersembunyi dari arus kepercayaan kedokteran. Alih-alih demikian, hal itu berarti dengan sepenuh hati—terkadang dengan kuat—menegaskan bahwa setiap orang, sebagai wakil Allah yang bersifat rohaniah dan abadi, saat ini juga sempurna dan bebas. Dan sama juga dengan sepenuh hati menyangkal bahwa ada kuman penyakit atau ketakutan di mana pun. Terkadang kita mungkin perlu menyatakan secara spesifik bahwa tidak ada tahap kepercayaan insani yang bersifat kebendaan, atau magnetisme hewani, yang dapat menyebabkan menyebarnya penyakit, karena Budi memerintahi  semua yang sungguh-sungguh ada dan tidak mengirimkan ataupun mengizinkan adanya penyakit. Apa pun yang kita doakan secara spesifik, keteguhan serta kesetiaan kita kepada Kebenaranlah yang tidak memberikan penyakit suatu tempat berpijak dan membasminya. 

Doa yang ilmiah dan diilhami berdampak luas. Hal itu membantu membersihkan pikiran insani pada umumnya, membawa terang Kebenaran langsung dan secara spesifik kepada ketakutan yang menyuburkan penularan. Doa seperti itu dapat menghentikan epidemi yang paling menakutkan. 

Berpaling kepada ajaran Ilmupengetahuan Kristen guna mendapatkan penghiburan serta keamanan pribadi adalah permulaan yang baik. Tetapi ajaran-ajaran ini jauh lebih dari suatu sistem penyembuhan yang lebih baik. Ajaran-ajaran ini menjelaskan kebenaran wujud, Ilmupengetahuan yang asli dan satu-satunya tentang Hidup. Jika saat ini kita merasa nyaman dengan pandangan yang keliru bahwa kita adalah orang-orang yang dilindungi doa dan dikelilingi oleh orang-orang lain yang tidak terlindungi dan menderita, atau kalau kita terlena untuk berpikir bahwa hanya dengan cara menolak vaksinasi kita aman dari akibat kepercayaan kedokteran, maka kita belum memperoleh pemahaman yang dalam tentang apa yang ditunjukkan dengan kedatangan Sang Guru, Kristus Yesus. Dan benteng mental kita belum sepenuhnya diperkuat.

Doa dalam Ilmupengetahuan Kristen adalah suatu penegasan yang tulus akan kesemestaan Allah dan pengenalan akan kesejatian ilahi. “Batu ujian bagi semua doa” tulis Ny. Eddy, “terletak dalam jawaban atas pertanyaan yang berikut: Adakah kita lebih banyak mengasihi sesama kita sebagai akibat doa kita itu? Teruskah kita mementingkan diri sendiri seperti dahulu, sudah puas karena berdoa memohonkan sesuatu yang lebih baik, meskipun kita tidak membuktikan ketulusan permohonan itu dengan hidup sesuai dengan doa kita?” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 9).

Doa Kristen yang dalam sangatlah berkuasa, mendatangkan kebebasan yang menakjubkan. Tepat di tengah-tengah suatu epidemi anda dan saya dapat melihat penggambaran Ny. Eddy yang tidak lekang waktu ini dibuktikan: “Bintang yang dengan penuh kasih melihat ke bawah kepada palungan Tuhan kita, menyinarkan terangnya yang gemilang kepada saat ini: terang Kebenaran untuk menghibur, membimbing, dan memberkati manusia ketika dia menjangkau ide yang masih bayi akan kesempurnaan ilahi yang terbit atas ketidaksempurnaan insani, — yang menenangkan ketakutan manusia, mengangkat bebannya, memanggilnya kepada Kebenaran serta Kasih dan kekebalan indah yang didatangkan keduanya kepada dosa, penyakit, dan maut” (Miscellaneous Writings, hlm. 320).

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.