Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Noda hitam hilang melalui ‘pembedahan yang mental’; sukacita pulih

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 11 September 2017

Aslinya diterbitkan di edisi 24 Juli 2017 majalah Christian Science Sentinel


Pada suatu pagi, saya melihat suatu noda hitam di telapak tangan saya. Pikiran pertama yang muncul adalah, “Wah, tidak—jangan ada masalah yang lain.” Lalu saya sadar bahwa saya perlu menghadapi masalah itu dan harus bersedia mempelajari apa yang perlu saya pelajari.

Hal pertama yang saya lakukan adalah menyatakan bahwa Allah, kebaikan, hadir. Saya menyatakan bahwa karena Allah hadir di mana-mana, maka tidak sesuatu pun yang tidak menyerupai Allah dapat menyatakan diri dalam pengalaman saya. Berikut ini adalah ide yang sama dan penuh kuasa, yang saya pelajari di Sekolah Minggu: “Tak ada tempat di mana Allah tak ada.” Saya juga mengetahui, bahwa sebagai ciptaan Allah, saya diciptakan dalam gambarNya, atau keserupaanNya. Sebagai manusia, gambar rohaniah Allah—dan ini mencakup setiap orang—wujud kita sempurna. Oleh karena itu, saya sempurna, tanpa cacat. Ini berarti bahwa sesuatu yang kelihatannya tidak sempurna, yang dinyatakan sebagai noda hitam, tidak dapat melekat pada diri saya. Saya berdoa dengan ide-ide ini selama beberapa minggu dan tidak lama kemudian melihat bahwa noda tersebut mengecil dan warna kelamnya berkurang.

Meskipun demikian, pada suatu hari Jumat saat duduk di depan meja tulis saya memutuskan bahwa semua itu sudah cukup. Saya bertanya kepada Allah apa yang perlu saya pahami. Muncul pikiran bahwa saya tidak berada di dalam mimpi fana dimana saya perlu dibangunkan. Saya bukan pemimpi. Saya adalah pernyataan sempurna Budi ilahi, Allah, yang sudah sempurna, sepenuhnya terjaga dan sadar akan kesempurnaan saya saat ini juga. Saya juga berdoa dengan pernyataan berikut dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci karangan Mary Baker Eddy: “Suatu ide rohaniah tidak mengandung satu pun unsur kesesatan, dan kebenaran ini membuangkan dengan selayaknya apa pun yang merugikan” (hlm. 463). Saya menegaskan bahwa Ilmupengetahuan Kristen menyembuhkan, bahwa kebenaran-kebenaran yang saya gunakan untuk berdoa semuanya mempunyai kuasa, dan bahwa kesehatan, atau keutuhan, hadir.

Keesokan harinya, saya bangun dengan perasaan hampa, tanpa sukacita dan tanpa ilham. Saya sadar bahwa hal pertama yang harus saya lakukan adalah mendapatkan kembali ilham saya, memahami dengan sadar bahwa Allah hadir. Oleh sebab itu saya bangkit mengambil Alkitab dan Ilmupengetahuan dan Kesehatan untuk membaca Pelajaran Alkitab. Tetapi sebelum saya mulai membaca, saya merasa terbimbing untuk memeriksa telapak tangan saya, dan dengan segera melihat bahwa noda hitam itu telah hilang sama sekali. Nampak bekas irisan di sekeliling tempat di mana noda itu sebelumnya ada, dan kulit yang baru terbentuk. Tentu saja, ilham saya pulih kembali dan saya mempelajari Pelajaran Alkitab dengan sukacita, diselimuti kesadaran akan kasih Allah kepada saya, anakNya yang sangat berharga.

Saya sangat bersyukur untuk Ilmupengetahuan Kristen dan apa yang diajarkannya kepada saya tentang Allah—Ia adalah sahabat saya yang paling dekat dan senantiasa hadir, yang menghibur dan membimbing saya. Allah menunjukkan kepada saya bahwa saya dapat mengenal, “seperti aku sendiri dikenal”  (1 Korintus 13:12), bahwa saya dapat melihat diri saya sendiri seperti Allah melihat diri saya: sempurna, utuh, dan bebas. Kesembuhan ini terjadi lima tahun yang lalu dan bersifat permanen. Saya sangat bersyukur kepada Mary Baker Eddy, untuk Ilmupengetahuan Kristen yang menakjubkan yang ditemukannya.

Margaret McCain La Grange 
Coronado, California, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.