Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Diagnosa medis dibalikkan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 1 Januari 2020

Aslinya diterbitkan di edisi Januari 2017 majalah The Christian Science Journal


Ketika saya hendak mulai kuliah pasca sarjana bertahun-tahun yang lalu, saya mendapat pemberitahuan dari sekolah bahwa saya perlu menjalani pemeriksaan fisik sebagai bagian dari syarat penerimaan. Ketika saya menjelaskan kepada kantor penerimaan bahwa saya seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen dan karena itu ingin mendapat pengecualian, mereka memberitahu bahwa saya tetap harus menjalani pemeriksaan untuk penyakit TBC. Saya pergi ke rumah sakit setempat dan mendapat suntikan bawah kulit untuk pemeriksaan TBC. Beberapa hari kemudian, seorang dokter mengatakan bahwa saya menunjukkan gejala positif TBC. Jika hal ini tidak ditangani, katanya, saya tidak diperkenankan mengikuti kuliah. 

Ketika saya mendengar hasil pemeriksaan itu, saya menolak untuk menerima keputusan tersebut. Saya memberitahu dokter itu bahwa saya seorang pelajar Ilmupengetahuan Kristen. Dan karena dalam mempraktekkan Ilmupengetahuan ini saya mengidentifikasi diri saya sebagai ide Allah yang sempurna dan bersifat rohaniah, saya juga mengatakan bahwa saya pikir hasil pemeriksaan tersebut keliru. Dokter tersebut kemudian membuat beberapa komentar dan menunjukkan ketidaksukaannya pada Ilmupengetahuan Kristen. 

Saya tergoda untuk bereaksi terhadap komentarnya tetapi memutuskan untuk tetap diam. Untuk membuktikan bahwa sesungguhnya saya tidak mengidap TBC, saya diminta untuk menjalani pemeriksaan lagi dengan suntikan yang sama atau dirontgen. Kali ini saya memilih dirontgen. Tetapi dokter itu mengatakan bahwa saya telah membuang-buang waktunya yang berharga karena hasil pemeriksaan akan menunjukkan bahwa saya benar-benar mengidap TBC yang segera memerlukan perawatan medis. 

Saya hanya mempunyai waktu 30 menit sebelum dirontgen. Dalam waktu itu saya pergi keluar dari rumah sakit dan memutuskan untuk berdoa untuk diri sendiri. Saya sangat khawatir tentang kemungkinan tidak bisa kuliah lagi karena masalah ini. Tetapi, alih-alih khawatir tentang apa yang bisa terjadi, saya bertekad untuk mengetahui lebih dalam apa yang benar secara rohaniah tentang identitas saya.

Saya terus-menerus berkata kepada diri sendiri, “Saya tidak mengidap penyakit ini,” karena saya tahu bahwa hal itu benar. Saya bukannya mengabaikan masalah tersebut melainkan teguh mempertahankan pemahaman bahwa Allah itu semua dan baik dan bahwa segala yang diciptakanNya adalah sempurna. Saya terhibur dengan kalimat di buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan karangan Mary Baker Eddy ini: “Berpeganglah sekuat-kuatnya pada fakta yang agung yang meliputi segala-galanya, bahwa Allah, Roh, adalah semua, dan bahwa tidak ada yang lain daripada Dia. Tidak ada penyakit” (hlm. 421).

Saya merasa perlu mencari bantuan, oleh karena itu saya menelpon seorang penyembuh Ilmupengetahuan Kristen dari telepon umum yang ada di dekat situ. Secara singkat saya menjelaskan keadaan saya kepadanya, dan memberitahunya bahwa saya memiliki kurang dari tiga puluh menit sebelum dirontgen. 

Penyembuh itu dengan senang hati bersedia membantu, lalu ia membacakan kalimat berikut dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan: “Tumor, tukak, benjolan tuberkel, radang, rasa sakit, persendian yang cacat, adalah bayangan mimpi waktu jaga, gambar-gambar gelap pikiran fana, yang lenyap dengan kedatangan terang Kebenaran” (hlm. 418). Penyembuh itu mengatakan, bahwa  “gambar-gambar gelap pikiran fana” bukanlah kebenaran tentang cerminan Allah. Dia meyakini bahwa foto rontgen hanya dapat menegaskan bahwa saya tidak mengidap TBC, karena faktanya adalah bahwa identitas saya yang sejati adalah sebagai anak Allah yang sempurna, yang tidak tunduk kepada dosa, penyakit, dan kefanaan. 

Penyembuh itu minta agar saya dengan penuh percaya menyerahkan hasilnya kepada Allah, lalu membacakan kalimat ini dari Ilmupengetahuan dan Kesehatan: “Jalan kita yang benar adalah memusnahkan musuh, dan menyerahkan segala-galanya kepada Allah, Hidup, Kebenaran, dan Kasih, sambil mengingat, bahwa hanya Allah dengan ideNya adalah sejati dan selaras” (hlm. 419). Selain itu dia juga menyebut ayat  Alkitab ini dari Yesaya, yang sangat membantu: “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya” (26:3). 

Saya menemukan suatu persamaan yang membantu dalam penyembuhan masalah-masalah fisik. Di gedung bioskop, saat suatu gambar tertentu diproyeksikan di layar, yang kita lihat adalah suatu gambar, tetapi gambar tersebut bukanlah bagian dari layar itu. Saat kita matikan proyektor, layar tersebut tetap putih.

Saya suka berpikir bahwa identitas kita yang murni dan bersifat rohaniah adalah sebagai layar yang putih itu. Layar tersebut tidak terpengaruh oleh gambar-gambar gelap akan dosa dan penyakit. Tidak ada gambar palsu yang dapat merubah atau menghapus identitas kita yang murni dan sempurna. Gambar-gambar seperti itu tidak ada di dalam Allah, Budi ilahi, atau di dalam cerminan Allah yang murni, manusia. Oleh karena itu yang diperlukan adalah melenyapkan, melalui  kuasa Kebenaran, gambar pikiran apa pun yang gelap dan tidak menyerupai Allah yang hendak menyatakan diri sebagai bagian dari kesadaran kita dan menyembunyikan kesejahteraan kita yang dikaruniakan Allah. 

Ide-ide ini sangat membantu saya ketika berdoa sebelum menjalani pemeriksaan rontgen. Beberapa hari kemudian, setelah hasil pemeriksaan keluar, dokter yang sama itu heran, karena tidak bisa menemukan tanda-tanda penyakit TBC. Dengan berat hati dia memberi saya surat keterangan sehat, yang memungkinkan saya memulai kuliah pasca sarjana tanpa tertunda.

Kemudian, dalam karir saya, saya diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memenuhi persyaratan dari pemerintah dan berbagai pemberi kerja di tempat kerja saya. Meskipun saya menjalani lebih banyak pemeriksaan, termasuk pemeriksaan terhadap TBC, saya dapat melewati semua itu dengan baik sekali. 

Kitab Kejadian dalam Alkitab memastikan kepada kita, “Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (1:31). Beginilah Allah melihat setiap orang di antara kita, dan menciptakan kita, seperti yang dibuktikan Yesus Kristus dalam pekerjaan penyembuhannya. 

Saya sangat bersyukur untuk penyembuhan ini dan banyak penyembuhan lainnya yang saya alami melalui Ilmupengetahuan Kristen. Kata-kata tidak bisa sepenuhnya menyatakan rasa syukur saya yang dalam kepada Ny. Eddy, yang telah membuat pengorbanan yang begitu besar dalam hidupnya untuk menyampaikan kebenaran yang berlaku sepanjang masa ini kepada umat manusia.

Jae-Bok Young
New Boston, New Hampshire, AS

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.