Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Suatu Perkara yang layak didukung

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 6 Maret 2019

Aslinya diterbitkan di edisi Februari 2019 majalah The Christian Science Journal


Sesudah lulus dari perguruan tinggi dan kembali ke pertanian keluarga untuk berkarir sebagai petani apel, saya bergelut hebat dengan pertanyaan, “Apa yang dapat saya lakukan dengan hidup saya agar dapat berbuat kebaikan yang sebanyak-banyaknya?” Saya berhasil sebagai petani buah, dan orang lapar perlu makan, jadi pilihan karir saya terasa benar. Tetapi saya juga mempunyai tetangga yang menderita penyakit, depresi, kesepian, kemarahan, rasa sakit, dan kesulitan yang lain. Saya merasa kasihan kepada mereka. Saya ingin membantu. 

Akhirnya, saya sadar tidak harus hanya diam mengamati penderitaan orang. Saya dapat membantu mereka menemukan kesembuhan dengan mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen. Begitu saya berkomitmen untuk membantu orang lain melalui Ilmupengetahuan Kristen, bantuan saya diminta orang, dan saya siap menanggapinya dengan doa. Ketika saya berdoa seperti dijelaskan dalam Ilmupengetahuan Kristen, saya berbesar hati melihat orang sakit menjadi sembuh, rasa sakit hilang, suplai ditemukan saat menghadapi kekurangan, dan harapan serta kebahagiaan kembali mengatasi kesedihan. Meskipun karir bisnis saya berkembang, ganjaran dari melihat orang mengatasi berbagai bentuk kejahatan melalui kuasa Allah jauh lebih memuaskan bagi saya dibanding berapa pun jumlah apel yang dihasilkan ladang buah kami. Saya mendapati telah menemukan suatu panggilan yang memberdayakan saya untuk berbuat kebaikan yang sebanyak-banyaknya melalui hidup saya. Saya meninggalkan pertanian itu dan mengabdikan diri penuh waktu bagi Perkara penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen, dan itu telah terbukti merupakan salah satu keputusan hidup yang paling memuaskan yang pernah saya buat.  

Dalam kilas balik, saya jatuh cinta pada praktek penyembuhan Ilmupengetahuan Kristen karena itu merupakan inti dari suatu Perkara yang membantu umat manusia memenuhi keperluan yang terbesar dari segala keperluan yang ada—mengenal Allah dan memahami perhubungan manusia dengan Allah dan bagaimana kasih serta penjagaan Allah memenuhi keperluan manusia. Hal itu mengikuti jejak Yesus, yang memahami lebih baik daripada orang lain bahwa keperluan utama umat manusia selalu bersifat rohaniah. Ia menyembuhkan orang sakit, memberi makan orang lapar, menghilangkan rasa sakit, menjadikan pikiran waras kembali, menenangkan badai, dan membangkitkan orang mati dengan bersandar kepada kuasa rohaniah. Pemahamannya tentang kemahakuasaan Allah memberdayakannya melalui doa, untuk mengalahkan kejahatan dan memulihkan kesehatan serta keselarasan bagi orang sakit dan orang yang menderita, dan ia mengharapkan para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama. Ia mengajarkan, “Carilah Kerajaan Allah melebihi segalanya, dan hiduplah dengan benar, maka Dia akan memberimu semua yang kamu perlukan” (Matius 6:33, menurut Alkitab bahasa Inggris). Saya mendapati perintah ini benar adanya ketika menerapkan kebenaran-kebenaran Ilmupengetahuan Kristen di dalam hidup saya dan bagi mereka yang minta bantuan saya.    

Saat ini, keperluan akan penyembuhan melalui Ilmupengetahuan Kristen, dan akan penyembuh-penyembuh yang membaktikan diri untuk membantu sesama melalui ajaran Ilmupengetahuan Kristen, lebih besar daripada sebelumnya. Setiap hari tersiar berita dari seluruh dunia tentang berbagai orang, komunitas, bahkan negara, yang berjuang untuk bisa bertahan terhadap penyakit, kebencian, kekerasan, kemiskinan, penindasan, keadaan cuaca dan geologi, prasangka, dan tidak adanya tempat berteduh. Sudah pasti ada kabar yang baik tentang umat manusia, tetapi setiap orang mempunyai hak atas kesehatan dan kebahagiaan, dan tidak seorang pun terkecuali.  

Memahami keperluan-keperluan yang mendesak ini, Mary Baker Eddy, Penemu dan Pendiri Ilmupengetahuan Kristen, mendesak orang yang mau mendengarkan: “Tidak pernah ada panggilan yang lebih khidmat dan lebih mutlak daripada yang dituntut Allah dari kita semua, di sini, untuk sungguh-sungguh mengabdi dan untuk suatu pembaktian yang mutlak kepada yang teragung dan terkudus di antara segala perkara yang ada. Saatnya sudah tiba. Pertempuran besar Harmagedon ada di hadapan kita” (Miscellaneous Writings 1883–1896, hlm. 177). Pertempuran Harmagedon melambangkan perang pamungkas antara kebaikan dan kejahatan. Hal itu melibatkan kedatangan yang kedua dari Kristus, di mana Kristus mengalahkan semua yang hendak melawan Allah. Seperti dibuktikan Kristus Yesus, Allah adalah baik, dan pada hakikatnya, memiliki kekuasaan mutlak di bumi, seperti di surga, untuk mengalahkan dosa, penyakit, dan maut. Dan Mary Baker Eddy menjelaskan bahwa kejahatan sesungguhnya hanyalah suatu kepercayaan yang keliru tanpa kuasa yang sejati. Ketika menyebutkan “pertempuran besar Harmagedon” ia tidak bermaksud agar terdengar mengerikan atau menakutkan, melainkan sebagai suatu panggilan bagi umat manusia untuk bangun, menyadari bahwa waktu guna membuktikan kuasa kebaikan atas kepercayaan-kepercayaan jahat adalah sekarang.  

Beberapa teologi Kristen mengajarkan bahwa pertempuran pamungkas antara kebaikan dan kejahatan akan terjadi di suatu saat yang tidak kita ketahui, jauh di masa depan, tetapi dari sudut pandang Ny. Eddy, pertempuran tersebut sudah berlangsung. Kedatangan Kristus yang kedua telah terjadi dalam penemuannya akan Ilmupengetahuan Kristen, yang menjelaskan kuasa Allah untuk membetulkan semua yang salah. Keselamatan umat manusia dari kejahatan tidak terjadi dalam bentuk Yesus yang jasmaniah yang nantinya akan turun dari langit, melainkan dalam ajaran Ilmupengetahuan ilahi mengenai Kristus—yang menjelaskan bagaimana mengikuti ajaran Yesus—yang saat ini dipraktekkan, dan melalui praktek tersebut kita dapat menjadi saksi akan penghancuran dosa, penyakit, dan maut melalui Kristus yang senantiasa hadir. Saat untuk berjuang dan memenangkan pertempuran ini adalah sekarang, bukan esok, dan setiap kali kita mengalahkan kejahatan dengan cara menyerah dan berpegang kepada kemahakuasaan Allah, kemenangan terakhir atas setiap pernyataan kejahatan menjadi lebih dekat.   

Pernah suatu ketika saya perlu bersiteguh guna melihat kuasa Allah untuk mengalahkan kejahatan. Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, suatu benjolan mulai tumbuh di dahi saya. Setiap hari saya berdoa untuk kesembuhan dan dengan mantap pemahaman saya tumbuh bahwa kuasa Allah tidak berhingga. Namun benjolan tersebut semakin parah, dan sesudah beberapa bulan terlihat buruk sekali, sehingga saya tidak mau meninggalkan rumah. Saya merasa seperti dikarantina di rumah karena saya tidak ingin orang memperhatikan saya. Karir saya sebagai penyembuh Ilmupengetahuan Kristen kelihatannya akan tamat. Saya merasa Harmagedon telah melanda saya, dan saya kalah dalam pertempuran itu. 

Ketika saya terus berdoa, saya mempelajari pernyataan Ny. Eddy ini dari buku Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci: “Umat manusia harus belajar mengetahui, bahwa kejahatan bukanlah kekuasaan” (hlm. 102). Dari penampakan lahiriah, seakan kejahatan memiliki kuasa dan sedang menghancurkan masa depan saya. Tetapi setelah terus merenungkan pernyataan Ny. Eddy, saya melihat bahwa penderitaan saya merupakan suatu kesempatan untuk membuktikan bahwa kejahatan tidak memiliki kuasa. Saya perlu melihat cobaan tersebut dari sudut pandang rohaniah dan mendapatkan pelajaran yang bisa saya pelajari. Saya memutuskan bahwa saya mengetahui dengan yakin bahwa Allah adalah kebaikan yang mahakuasa, dan bahwa saya dapat tidak mempercayai dan mengalahkan pernyataan kejahatan ini, dan membuktikan ketidaksejatiannya,  

Diilhami dengan sudut pandang yang baru, dan tidak lagi merasa kasihan kepada diri sendiri, saya berdoa untuk melihat bahwa kuasa Allah adalah satu-satunya kekuasaan. Saya percaya sepenuh hati bahwa Allah adalah Semua dan berusaha untuk melihat bahwa tidak ada kesejatian, pengaruh, kehadiran, tempat, sebab, atau akibat selain Kasih ilahi. Saya melihat bahwa di dalam kesemestaan Allah tidak ada kejahatan yang mengancam saya—tidak ada penyakit yang jahat, musuh, atau kepercayaan umum yang dapat mencederai saya. Saya tahu bahwa sesungguhnya saya diciptakan Allah dalam gambarNya, oleh karena itu saya bersedia membiarkan Allah meluhurkan pikiran saya kepada ketinggian ide-ide surgawi, di mana saya tidak dapat melihat sesuatu kecuali Kasih. Ketika saya melakukan hal ini, semua penanggapan akan kejahatan dan ketakutan musnah. Saya merasa aman, seakan secara mental terbang bersama malaikat-malaikat Allah. Beberapa hari kemudian suatu zat asing keluar dari dahi saya dan semua gejala yang menyertainya segera hilang. Kesembuhan ini tuntas sampai sekarang (baca “Face the foe fearlessly,” Journal, Februari, 2014). 

Kelihatannya Harmagedon terjadi di dalam kehidupan orang-orang di seluruh dunia yang setiap hari memperjuangkan kebebasan dari penindasan, penyakit, bencana, dan keputusasaan. Setiap kali kita merasa terancam oleh kejahatan, itu adalah suatu panggilan untuk bangkit di dalam kekuatan Allah untuk mengatasinya dengan mengakui kemahakuasaanNya. Ilmupengetahuan Kristen memberi kita senjata rohaniah—kebenaran-kebenaran rohaniah—yang kita perlukan untuk bertahan di pihak yang menang, dan pada akhirnya di satu-satunya pihak yang ada. Allah adalah kebaikan yang mahakuasa. Kejahatan tidak mempunyai tempat dalam semua ciptaan Allah. Allah menciptakan manusia bebas dan utuh. Kita dapat saling membantu mengalami hak kita yang dikaruniakan Allah akan kebebasan dari kejahatan dengan saling mendoakan dan membuktikan pemerintahan Allah atas kehidupan kita.  

Memahami kesempatan yang tersedia serta urgensinya untuk saat ini, Mary Baker Eddy memohon dengan sangat kepada para pengikutnya: “Bersediakah anda mengangkat semangat anda yang seperti anak-anak, dan menjadi pejuang yang sejati dan penuh pengabdian? Bersediakah anda menyerahkan diri anda seutuhnya dan tanpa reserve kepada pekerjaan agung untuk membangun kebenaran, injil, dan Ilmupengetahuan yang diperlukan bagi keselamatan dunia dari kesesatan, dosa, penyakit, dan maut? Jawablah dengan segera dan secara praktis, dan jawablah dengan benar!” (Miscellaneous Writings, hlm. 177).

Dunia membutuhkan Ilmupengetahuan Kristen lebih dari yang sudah-sudah. Itulah satu-satunya Perkara yang dapat membawa kebaikan yang terbesar bagi umat manusia. Mempraktekkan Ilmupengetahuan Kristen tidak hanya memenuhi keperluan fisik, tetapi juga meningkatkan kesusilaan, mentalitas, dan kerohanian kita.  Hal itu membuka pikiran kepada kesejatian rohaniah dan membiarkan kuasa Kristus menguasai dan mendatangkan kesembuhan.  Hal itu lebih daripada memberi ikan kepada sesama untuk dimakan, atau bahkan mengajar sesama bagaimana menjala ikan. Hal itu mengajarkan kepada sesama di mana kita harus menjala ikan—menemukan segala kesehatan, suplai, kasih, kedamaian, dan tujuan di dalam Allah, sumber segala yang baik. Hal itu memenuhi keperluan insani yang paling mendasar: mengetahui kesemestaan serta kebaikan Allah.  

Setelah Ny. Eddy menemukan Ilmupengetahuan Kristen, bukan merupakan pertanyaan lagi baginya bagaimana umat manusia akan diselamatkan dari penderitaan: hal itu akan terjadi melalui penyembuhan Kristiani. Cara Yesus Kristus mendatangkan keselamatan telah ditunjukkan sepenuhnya kepada Ny. Eddy, dan kemudian ia membagikannya kepada orang lain dengan mengajar mereka menyembuhkan melalui kebenaran yang diajarkan dan dibuktikan oleh Yesus. Umat manusia tidak perlu menunggu keselamatan dunia di masa depan. Ny. Eddy melihat bahwa saat untuk kesembuhan adalah sekarang. Keperluan yang mendesak adalah agar orang bersedia maju ke depan dan melakukan pekerjaan itu. Selagi teman dan sesama berteriak minta dibebaskan dari penderitaan, setiap orang yang memiliki hati wajib untuk bertanya, “Siapkah saya menanggapi panggilan itu? Apakah saya bersedia menjadi ‘pejuang yang sejati dan berbakti’ yang siap menghadapi tuntutan kejahatan dan menyangkal kesejatiannya dengan memahami serta membuktikan kemahakuasaan Allah?”  

Seorang “pejuang yang sejati dan berbakti” adalah seseorang yang berdedikasi untuk memenangkan pertempuran dan bertekad mendapatkan kemenangan bagi Perkara yang diperjuangkannya. Pertempuran ini dimenangkan dengan memahami kesemestaan Allah dan ketidaksejatian kejahatan. Seperti ditulis Mary Baker Eddy, “Ahli Ilmupengetahuan Kristen telah berikrar untuk mengurangi kejahatan, penyakit, dan maut; dan ia akan mengalahkan hal itu dengan memahami ketidaksesuatuannya dan kesemestaan Allah, atau kebaikan” 

(Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 450). Setiap orang yang ingin melihat kemenangan kebaikan atas kejahatan dapat terlibat dengan dan berikrar memperjuangkan Perkara ini, dan mengambil bagian dalam mengakhiri kejahatan di bumi untuk selamanya.  

Budi insani seringkali cepat mengajukan alasan saat dipanggil untuk melayani. Beberapa orang mungkin beralasan mereka tidak punya waktu untuk menolong orang lain, mereka tidak memiliki pemahaman yang cukup atau orang lain dapat melakukan pekerjaan itu. Tetapi kita dapat dengan cepat membungkam musuh-musuh yang bersifat mental bagi kemajuan ini dengan mengingat bahwa Allah-lah yang memberi kita pengertian serta kemampuan yang kita perlukan untuk mengambil bagian dalam memenuhi keperluan itu setiap saat. Ada tuntutan yang bersifat susila dan rohaniah untuk membantu orang lain yang membutuhkan, dan berbuat demikian tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga diri kita sendiri. 

Kasih Kristiani mencakup semuanya. Yesus membangun suatu pelayanan untuk membantu orang lain mengatasi kesulitan. Adalah suatu tuntutan, baik dahulu maupun sekarang, bagi para pengikutnya, untuk tidak mementingkan diri sendiri dan memberikan waktu serta upaya untuk membuktikan kuasa penyembuhan Allah demi kebaikan sesama. “Sembuhkanlah orang sakit, bangkitkanlah orang mati, tahirkanlah mereka yang sakit kusta, dan buanglah setan-setan. Berikanlah dengan cuma-cuma seperti anda telah menerimanya dengan cuma-cuma” (Matius 10:8, menurut Alkitab Bahasa Inggris).

Tidak ada rintangan kebendaan untuk bergabung dalam Perkara Ilmupengetahuan Kristen dan membuktikan kuasa serta kehadiran Allah untuk menolong dan menyembuhkan. Tidak penting berapa banyak uang yang dimiliki seseorang, umur seseorang, pendidikan seseorang, atau di mana seseorang tinggal. Memenangkan perang bagi kebaikan untuk mengatasi kejahatan adalah suatu Perkara yang diperjuangkan dalam kesadaran insani, dengan mengakui dan menyerah kepada kesemestaan Allah. Ini adalah tentang hidup sesuai arahan Kristus, dan membuktikan bahwa keselaluhadiran Allah adalah sejati dan kejahatan adalah tidak sejati apa pun keadaan yang kita hadapi. Setiap orang yang mengasihi Allah dan rindu untuk membantu sesama mengatasi penderitaan dapat membuat perbedaan yang positif.

Kesempatan untuk mengalahkan kejahatan, penyakit, dan ketakutan akan maut tersedia dengan melimpah—di rumah, di tempat kerja, di sekolah, di media sosial, di kamar orang sakit, dalam pertemuan sehari-hari, dalam percakapan dengan tetangga. Itu adalah suatu Perkara yang tidak mengenal batas atau pembatasan. Tidak diperlukan pembiayaan khusus untuk berhasil. Saat seseorang bertindak ketika melihat kesempatan untuk mengatasi kejahatan dengan kebaikan, kemahakuasaan Allah dibuktikan sampai taraf tertentu, dan umat manusia mendapat manfaat.  

Dalam pertempuran Harmagedon yang kita hadapi, sudah waktunya kita membuktikan kesejatian Allah dan ketidaksejatian kejahatan sekarang juga. Ini bukanlah saat untuk berdiri diam tidak melakukan apa-apa atau menghabiskan waktu dalam kesenangan saat ini yang sia-sia. Zaman ini memerlukan pekerja yang bersedia memberi komitmen kepada dan bergabung dengan Perkara yang teragung yang pernah dikenal dunia—pekerjaan untuk menunjukkan kuasa Allah dalam mengatasi kejahatan jenis apa pun. 

Siapkah anda menjadi seorang “pejuang yang sejati dan berbakti?” Apakah anda siap untuk turut memikirkan dan merubah dunia ke arah yang lebih baik? “Jawablah dengan benar” dan jawablah sekarang. 

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.