Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Seruan Yesus untuk menyembuhkan

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 24 Oktober 2018

Aslinya diterbitkan di edisi 1 April 2013 majalah Christian Science Sentinel


Di seluruh karya tulis Mary Baker Eddy yang diterbitkan dan berjumlah ribuan halaman, ada satu paragraf yang sangat berkesan bagi saya. Paragraf itu dimulai dengan kalimat: “Bilakah orang yang menamai dirinya pengikut Yesus akan belajar menurutkannya dalam segala jalannya dan meniru melakukan pekerjaannya yang agung?” (Ilmupengetahuan dan Kesehatan dengan Kunci untuk Kitab Suci, hlm.37), dan selanjutnya: “Moga-moga orang Kristen masa sekarang menerima makna yang lebih praktis akan karya hidup itu!” Paragraf ini berkali-kali menggunakan tanda seru dan huruf miring, dan juga retorika yang sangat kuat untuk penekanan.

Dalam paragraf tersebut Ny. Eddy secara khusus memberitahu kita: “Dengarlah sabda yang sangat memerintah ini.” Adalah penting untuk dicatat bahwa komentarnya ditujukan kepada “tiap-tiap anak, tiap-tiap laki-laki dan perempuan,” dan meminta semuanya agar patuh kepada perintah Yesus: “ ’Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala ‘makhluk!’ ‘Sembuhkanlah orang sakit!’ "Saya tidak tahu satu pun paragraf lain dalam semua karya tulis Ny. Eddy yang memiliki penekanan seperti itu dan merupakan seruan yang begitu memotivasi untuk melaksanakan tugas.  

Umur saya masih belasan tahun ketika menjadi pelajar Ilmupengetahuan Kristen yang tekun. Perintah serta tuntutan yang begitu kuat dalam paragraf itu memberi dampak yang besar kepada saya. Membaca paragraf tersebut serasa sebagai pertemuan pribadi dengan Ny. Eddy—seolah-olah ia meletakkan tangannya di pundak saya, sambil menatap langsung ke mata saya, dan berkata: “Nak, inilah yang khususnya saya inginkan untuk engkau pahami dan engkau lakukan.” Selain itu, saya menyadari juga, bahwa faktanya, penyembuhan itu sendiri adalah suatu cara yang efektif untuk memberitakan injil, menjadikan janji-janji Alkitab sejati dan berguna bagi umat manusia.  

Sungguh menarik bahwa Ny. Eddy mengikutsertakan anak-anak dalam paragraf tersebut, mengingatkan kita bahwa anak muda dapat dan seharusnya menjadi penyembuh juga. Saya ingat mendengar dasar-dasar Ilmupengetahuan Kristen di Sekolah Minggu, termasuk sifat Allah dan status saya sebagai pernyataanNya. Saya ingat pada awalnya mengira bahwa Ilmupengetahuan Kristen bersifat teori—boleh dikata “untuk orang dewasa” di masa depan—dan tidak praktis untuk di sini dan sekarang ini. Tetapi, bahkan sebagai murid yang masih muda, saya melihat hasil nyata dari Ilmupengetahuan Kristen. Suatu pengalaman saat saya mula-mula mempelajari Ilmupengetahuan Kristen sangat berarti: saya baru mengikuti kelas Sekolah Minggu, dan saat perkenalan, saya menceritakan kepada guru saya, bahwa sesudah jam sekolah saya bekerja sebagai penjual koran. Tanpa ragu-ragu guru saya berkata bahwa minggu depan saya dapat berharap menjual koran lebih banyak dari biasanya. Saya heran, dan bertanya bagaimana ia dapat berkata demikian, tetapi minggu berikutnya saya benar-benar menjual koran jauh lebih banyak daripada biasanya karena doa guru Sekolah Minggu saya. Kejadian tersebut memberi saya keyakinan bahwa penyembuhan rohaniah bukan omong kosong. Selain itu kejadian tersebut juga memberi saya semangat bahwa saya pun dapat menyembuhkan dengan doa.  

Dalam kilas balik, saya ingat saat pertama kali saya menjangkau seseorang untuk menyembuhkannya. Saya menuntut ilmu di Sekolah Taruna Angkatan Laut AS ketika melihat seorang taruna lain terpeleset di tangga. Saya berada beberapa anak tangga di atasnya, dan dapat melihat bahwa kepalanya akan membentur dinding semen. Segera saya mengatakan dengan kuat, “Tidak,” bukan hanya sebagai ucapan, tetapi sambil menyangkal secara mental gambaran yang disajikan zat. Kepalanya terbentur dengan keras, tetapi dia tidak terlihat kesakitan atau terguncang. Dia hanya langsung berdiri, dan kami melanjutkan kegiatan kami masing-masing yang berbeda. Beberapa hari kemudian saya secara tidak sengaja mendengar taruna itu bercerita dengan terheran-heran kepada temannya, “Saya tidak mengerti mengapa kepala saya tidak cedera.” Sungguh suatu penegasan yang manis. Perlu saya tambahkan, bahwa saya tidak pernah sekelas dengan taruna tersebut, sehingga kemungkinannya kecil sekali bahwa kami berpapasan di aula saat ia bercerita tentang kejadian itu—tetapi Budi ilahi menjadikannya mungkin.  

Kemudian, saat mendapat pekerjaan tetap pertama kali di sebuah perusahaan manufaktur yang besar, saya ditugaskan untuk mengelola sebuah departemen. Salah seorang sekretaris mempunyai banyak kutil di tangannya, dan saya tahu bahwa ia telah berusaha menghilangkan kutil-kutil tersebut dengan cara konvensional tanpa hasil. Setelah kami saling mengenal lebih baik, saya bertanya sudah berapa lama kutil-kutil itu ada di tangannya, dan saya ingat ia berkata sejak remaja. Saya mengatakan ingin berdoa mengenai keadaan tersebut dan ia setuju. Selama kira-kira seminggu berikutnya saya hanya berpegang kepada pikiran bahwa ia benar-benar mewakili pernyataan Allah yang sempurna. Dalam sekitar sepuluh hari semua kutil itu hilang, dan dengan rasa syukur ia mengakui kesembuhan itu kepada saya dan keluarganya. 

Pada kesempatan lain, saya bertemu seorang bekas pegawai di sebuah pesta. Setelah kami saling menyapa, ia bercerita bahwa keesokan harinya ia akan menjalani operasi untuk mengangkat daging tumbuh di tubuhnya. Ia tahu bahwa saya bersandar pada doa untuk mendapat kesembuhan, dan jelas sekali bahwa pernyataannya itu sesungguhnya merupakan permintaan tolong. Saya ingat berkata kepadanya, “Saya akan berpikir tentang hal itu.” Doa saya terutama berupa suatu pernyataan langsung dalam hati bahwa suatu pertumbuhan atau keadaan tidak selaras apa pun bukanlah bagian dari kesempurnaan manusia, karena Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan dalam gambar dan keserupaan Allah (lihat Kejadian 1:26, 27). Sekitar sebulan kemudian, saya bertemu dengannya lagi dan merasa senang sekali ketika ia memberitahu bahwa pertumbuhan itu luruh malam itu juga, sehingga ia tidak perlu dioperasi.   

Di lain waktu, saya mempunyai nasabah yang selalu mengeluh tentang pekerjaannya. Ketika mengangkat telepon ia terdengar seperti tokoh program radio, Digger O’Dell, yang selalu menggerutu. Kami berteman baik, dan pada suatu hari ketika saya mendengarnya berkeluh-kesah tentang pekerjaannya, saya mengatakan ingin berdoa mengenai hal tersebut. Saya berpegang kepada pikiran yang menyembuhkan bahwa identitas teman saya yang sejati penuh kelengkap-sempurnaan dan sukacita. Ketika saya menelponnya sekitar seminggu kemudian, dengan penuh semangat dia menceritakan segala sesuatu yang terjadi dengan pekerjaannya, termasuk atasannya yang memberinya semua peralatan yang diperlukan dalam pekerjaannya. Konsepnya tentang pekerjaan telah berubah 180 derajat.  

Masing-masing penyembuhan ini sedikit berbeda sifatnya (dan saya juga dapat menceritakan banyak penyembuhan lain). Yang pertama adalah perlindungan yang serta-merta bagi rekan taruna saya; yang kedua, saya menawarkan doa; pada yang ketiga secara tidak langsung ada permintaan untuk melakukan “pembedahan mental”; dan yang keempat, masalah pekerjaan yang menyangkut pihak-pihak lain. Tetapi pada setiap kasus tersebut, Allah, Budi ilahi, memenuhi keperluan yang ada dengan sempurna.  

Dalam menjalani hidup, kita pasti akan mendapat kesempatan untuk menyembuhkan. Ada orang yang ragu-ragu untuk menjangkau orang lain. Atau mungkin timbul pikiran, “Bagaimana jika saya tidak berhasil menyembuhkan?” Jangan ragu! Yakinlah bahwa anda dapat menyaksikan kesembuhan dalam berbagai situasi. Ambillah kesempatan itu. Dengan mematuhi perintah Yesus, yang dengan tegas dianjurkan Ny. Eddy untuk kita patuhi, kita seharusnya tidak ragu untuk mengambil inisiatif dan menawarkan untuk berdoa bagi orang lain saat ada kesempatan. Melalui doa penyembuhan kita, kita mengambil peran dalam memenuhi janji-janji Alkitab, dan mengakui karunia bagi umat manusia yang didatangkan Kristus yang selalu bekerja.  

Hanyalah kegiatan penyembuhan yang praktis dan meyakinkan—yang menyajikan Kristus dalam skala yang semakin luas—yang semakin meningkatkan kemampuan kita untuk “memberitakan injil” dan “menyembuhkan orang sakit” secara efektif. Adalah penting bagi setiap pelajar Ilmupengetahuan Kristen untuk patuh kepada sabda injil yang sangat memerintah tersebut. Penyembuhan tidak melulu dilakukan oleh guru-guru dan penyembuh-penyembuh Ilmupengetahuan Kristen yang terdaftar di majalah The Christian Science Journal. Sesungguhnya, bahkan tidak melulu dilakukan oleh orang dewasa. Pengalaman saya di Sekolah Minggu membuahkan harapan agar lebih banyak murid dapat didorong untuk mengidentifikasi masalah dalam hidup mereka dan secara teratur ditunjukkan bagaimana berdoa tentang masalah tersebut. Jika kesembuhan sering dialami di Sekolah Minggu, murid akan mengingat pengalaman tersebut sepanjang hidupnya.   

Ilmupengetahuan Kristen melayani umat manusia sedikit banyak tergantung bagaimana kita memenuhi tuntutan “kewajiban dan hak istimewa” yang ditekankan Ny. Eddy. Dan sebagai akibat dari penyembuhan yang nyata, gerakan Ilmupengetahuan Kristen akan tumbuh untuk menjangkau umat manusia lebih banyak dan memenuhi tujuan yang digariskan Ny. Eddy: untuk “menegakkan kembali Kekristenan yang asli serta unsur penyembuhannya yang telah hilang”(Buku Pedoman Gereja, hlm.17).

Doa penegasan adalah sikap patuh, suatu pernyataan kasih yang tulus kepada sesama—dan doa seperti ini didengar. Selain itu juga merupakan pernyataan syukur yang penuh kasih kepada Yesus sesuai dengan apa yang disabdakannya: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (Yohanes 14:15).

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.